Pasar
forex sebenarnya merupakan bursa dengan waktu penyelesaian 2 hari (two‐day
deliverable market). Itu berarti bahwa posisi‐posisi
akan diselesaikan dalam jangka waktu 2 hari
setelah
posisi‐posisi tersebut dibuka. Pada hari Rabu jam 17.00 sore, posisi‐posisi
akan dirollover
ke
posisi‐posisi hari Kamis. Posisi‐posisi tersebut secara teknis akan
diselesaikan pada
hari
Sabtu. Bank‐bank tutup pada hari Sabtu, maka posisi‐posisi tersebut kembali
di‐rollover
melewati
akhir pekan ke hari Senin. Jadi, pendek kata, Wednesday rollover secara khusus
memiliki
nilai bunga sepanjang 3 hari. Tidak ada rollover yang dilakukan terhadap
posisi‐posisi
yang
masih terbuka pada hari Sabtu dan Minggu.
Hari
libur juga dapat mempengaruhi jadwal
rollover.
Anda dapat dengan mudah mencari acuan tentang hari‐hari libur khusus dan
bagaimana
pengaruhnya terhadap rollover pada Kalender Rollover yang diperbarui secara
reguler.
Jam
Kerja Forex Trading
Mengingat
bahwa perdagangan mata uang bersifat global, maka bursa dibuka sepanjang hari,
24 jam
sehari. Trader perlu mengetahui waktu aktif bursa‐bursa utama dan bagaiman hal
tersebut
dapat dilaksanakan dalam kegiatan trading mereka.
Mata
uang biasanya akan sangat aktif ketika bursa yang berkaitan dengan mata uang
tersebut
buka.
Misalnya, GBP dan pasangan‐pasangannya, meskipun selalu aktif dan dapat
diperdagangkan
24 jam setiap hari, namun cenderung paling aktif dan diperdagangkan secara
luas
pada saat bursa London buka. Sementara itu, JPY dan pasangan‐pasangannya akan
diperdagangkan
secara lebih luas sepanjang jam kerja di Tokyo.
Jam
kerja bursa untuk bursa‐bursa forex utama adalah sebagai berikut:
London
– 15.00 – 00.00 Dini hari WIB (~35% dari total volume forex)
New
York – 20.00 – 5 Dini hari (hari berikutnya) WIB (~20% dari total
volume forex)
Sydney
– 5.00 – 14.00 WIB (~4% dari total volume forex)
Tokyo
– 7.00 – 16.00 WIB (~6% dari total volume forex)
Informasi
di atas dapat digunakan dengan berbagai cara. Semakin banyak perdagangan yang
dilaksanakan
sepanjang waktu tertentu (di mana semua hal dalam keadaan setara), maka
spread
Penawaran/ Permintaan (Bid/Ask) akan semakin sempit. Likuiditas yang lebih
besar
menghasilkan
spread yang lebih sempit.
Selain
itu, kita melihat bahwa antara jam 20.00 dan 23.00 WIB, dua bursa terbesar
(London dan
New
York) akan mengalami tumpang tindih selama sekitar 3 jam. Waktu tersebut
merupakan
slot
waktu perdagangan yang penting bagi banyak trader. Ingat bahwa setiap hari
perdagangan
akan
berbeda dengan hari‐hari lainnya dan tidak ada jaminan bahwa kerangka waktu
tersebut
akan
menghasilkan perdagangan yang luar biasa secara reguler. Akan tetapi, dengan
adanya
waktu di
mana bursa di London dan New York buka dan melakukan perdagangan pada saat
yang
sama, sering kali lebih banyak peluang perdagangan yang muncul.
Meskipun
kita melihat adanya tumpang tindih antara jam perdagangan di bursa Tokyo dan
Sydney,
tumpang tindih tersebut tidak sesignifikan seperti tumpang tindih antara jam
perdagangan
di London dan New York karena volume perdagangan yang secara keseluruhan
lebih
rendah secara signifikan.
Perdagangan
pada Akhir Pekan
Meskipun
bursa FX secara khusus tidak pernah tutup, hampir semua bank dan entity
perdagangan
utama tutup selama akhir pekan. Volume sepanjang akhir pekan begitu kecil
sehingga
cenderung tidak menawarkan banyak peluang perdagangan bagi trader. Walau
beberapa
kegiatan dapat terjadi bergantung pada berita‐berita yang kadang timbul
sepanjang
akhir
pekan, namun biasanya pergerakan pada pasangan‐pasangan mata uang tidak terlalu
besar.
Likuiditas perdagangan juga sangat tipis, sehingga pelaksanaan perdagangan
menjadi
sulit
dan begitu luas. Oleh karena itu, ASIA TRADE FX Trading Station tutup pada
Sabtu jam 5
pagi WIB
dan buka kembali pada hari Senin jam 5.00 pagi WIB.
Biasanya
ada beberapa trader yang menjaga posisi mereka tetap terbuka sepanjang akhir
pekan
sementara
ada juga yang menutup semua posisi terbuka (me‐likuiditas) sebelum jam 4 pagi
pada
hari Sabtu WIB.
Analisis
Fundamental Forex Trading
Arus Trading dan Arus Modal
Tingkat Suku Bunga
Inflasi dan CPI
Peristiwa Geo Politik
Non‐Farm Payrolls
Pengertian
Neraca Perdagangan, Arus Trading dan Arus Modal
Neraca
Perdagangan
Angka Neraca
Perdagangan adalah suatu ukuran
ekspor
netto dikurangi dengan impor netto. Hal ini
cenderung
negatif di AS pada beberapa tahun
belakangan
ini karena AS telah menjadi negara
“konsumen”.
Ketidakseimbangan yang terus
tumbuh
dalam Neraca Perdagangan dapat
menunjukkan
banyak hal tentang keadaan saat ini
dan
apakah AS mengalami “kelebihan belanja”
terkait
dengan barang dan jasa. Para trader akan
melihat
angka Neraca Perdagangan yang terus
menurun
untuk menunjukkan posisi bullish bagi
dolar,
sedangkan ketidakseimbangan yang terus
berkembang
pada umumnya akan menimbulkan
posisi bearish bagi dolar.
Neraca
perdagangan merupakan salah satu indikator
perekonomian
AS yang paling sering salah
dimengerti.
Sebagai contoh, banyak orang yang percaya bahwa defisit perdagangan
merupakan
suatu hal yang buruk. Sebenarnya defisit perdagangan merupakan hal yang terkait
dengan
siklus bisnis dan perekonomian. Dalam keadaan resesi, negara‐negara akan
meningkatkan
ekspor, yang menciptakan lapangan kerja dan permintaan (demand). Dalam
keadaan
ekspansi yang besar, negara‐negara akan meningkatkan impor, yang menciptakan
persaingan
harga, membatasi inflasi dan, tanpa menaikkan harga, menyediakan barang yang
melampaui
kemampuan domestic negara tersebut untuk memenuhi pasokan (supply). Maka
defisit
perdagangan bukanlah hal yang baik pada saat terjadinya resesi tetapi mungkin
bermanfaat
selama terjadinya suatu ekspansi ekonomi.
Neraca
Perdagangan AS mengacu kepada selisih antara ekspor barang dan jasa keluar AS,
dan
impor ke
dalam AS. Neraca perdagangan adalah salah satu komponen terbesar dari Neraca
Pembayaran
AS, yang memberikan wawasan yang berharga dan menimbulkan tekanan yang
berat
terhadap nilai dolar.
Alasan
mengapa Neraca Perdagangan merupakan hal yang penting bagi seorang trader mata
uang
adalah bahwa permintaan ekspor dan permintaan mata uang terkait sangat erat.
Orang
asing
harus membeli mata uang domestic untuk membayar ekspor dari suatu negara.
Sehingga,
semakin
kuat ekspor pada suatu bulan tertentu, permintaan akan mata uang negara
tersebut
akan
semakin besar. Permintaan ekspor juga berdampak pada produksi dan harga pada tingkat
produsen
domestic karena mereka berupaya untuk memenuhi peningkatan permintaan dengan
meningkatkan
produksi.
Neraca
Pembayaran
Neraca
Pembayaran adalah investasi yang tercermin dalam data TIC (Treasury International
Capital). Data tersebut dikeluarkan setiap bulan oleh Treasury Department.
Data TIC
menunjukkan selisih nilai antara jumlah surat berharga jangka panjang asing
yang
dibeli
oleh warga negara AS dan jumlah surat berharga jangka panjang AS yang dibeli
oleh
orang
asing selama jangka waktu pelaporan. Hasilnya menunjukkan neraca investasi
domestik
dan
asing. Sebagai contoh, apabila orang asing membeli saham dan obligasi AS
sebesar $60
milyar,
dan AS membeli saham dan obligasi asing sebesar $30, angka yang dihasilkan
adalah
$30,0
milyar.
Data ini
sangat penting bagi trader sama
halnya seperti Neraca Perdagangan: ketika orang asing
membeli
surat berharga domestik, mereka harus membayarnya dengan mata uang domestik
dan,
dengan demikian permintaan yang lebih besar akan menimbulkan apresiasi nilai mata
uang
domestik.
Hal yang
terkait dengan kedua hal tersebut di atas adalah konsep dasar Arus
trading dan Arus
Modal.
Arus
Trading (perdagangan)
Arus
Trading (arus perdagangan) adalah jual beli barang
dan jasa di antar negara.
Arus
perdagangan mengukur perdagangan negara (ekspor – impor). Ini adalah jumlah
barang
yang
dijual oleh suatu negara ke negara lainnya dikurangi jumlah barang yang dibeli
oleh negara
tersebut
dari negara lain. Perhitungan ini mencakup semua transaksi barang internasional
dan
merupakan
neraca perdagangan suatu negara.
Negara
yang merupakan eksportir netto mengekspor lebih banyak ke klien‐klien
internasional
dibandingkan
impor mereka dari produsen‐produsen internasional.
Eksportir netto mengalami surplus
perdagangan. Hal
ini disebabkan oleh fakta
bahwa
mereka menjual lebih banyak barang ke
pasar
internasional dibandingkan yang mereka
beli
dari pasar internasional. Permintaan akan
mata
uang negara tersebut akan meningkat
karena
para klien harus membeli mata uang negara tersebut untuk membayar. Hal tersebut
membuat nilai
mata uangnya meningkat.
Negara‐negara
yang merupakan importir netto mengimpor lebih banyak dari produsen
internasional
dibandingkan dengan yang mereka ekspor ke luar.
Importir netto mengalami defisit perdagangan. Hal ini disebakan oleh fakta
bahwa mereka
membeli
barang asing lebih banyak dari yang mereka jual ke pasar internasional. Untuk
membeli
barang dari luar, negara importir tersebut harus menjual mata uang domestiknya
dan
membeli
mata uang asing. Hal tersebut mengakibatkan nilai mata uang
domestiknya jatuh.
Sebagai
contoh, mari kita lihat Jepang, yang
merupakan sebuah perekonomian yang digerakkan
oleh
ekspor yang biasanya mengalami surplus perdagangan. Jepang
mengekspor barang ke
klien‐klien
internasional dalam jumlah yang lebih besar dari yang mereka impor dari
produsenprodusen
internasional.
Surplus perdagangan Jepang merupakan alasan utama mengapa JPY
belum pernah mengalami
depresiasi yang tajam meskipun mengalami kelemahan ekonomi yang
parah.
Jepang
adalah eksportir netto dengan surplus saat ini sebesar kurang lebih 3% dari
PDB‐nya.
Hal ini
menimbulkan permintaan internasional untuk membeli JPY agar para klien
internasional
dapat
membeli produk‐produk Jepang.
Jelas
bahwa perubahan dalam neraca pembayaran dari suatu negara ke negara lainnya
memiliki
dampak
langsung pada tingkat mata uang. Oleh karena itu, penting bagi para traderuntuk
mengikuti
perkembangan terbaru dari data ekonomi yang terkait dengan neraca tersebut dan
memahami
implikasi‐implikasi dari perubahan yang terjadi dalam neraca pembayaran.